Makanan Pertama Bayi 6 Bulan - Tak terasa, sekarang bayi Anda sudah mencapai usia 6 bulan dan telah melewati masa ASI Eksklusifnya… Apa yang harus Anda lakukan untuk menyiapkan makanan pertama baginya? Bahan makanan apa saja yang bisa Anda gunakan sebagai makanan pertama bayi Anda? Bagaimana cara mengolahnya? Berikut beberapa hal yang perlu Anda ketahui…
Makanan bayi yang sehat dan aman adalah makanan yang Anda buat sendiri dengan memilih bahan-bahan yang baik, serta dengan pengolahan dan cara penyimpanan yang benar. Begitu pula untuk makanan pertama bayi – sebaiknya Anda mebuatnya sendiri.
Memilih Bahan Makanan
Sayuran serta buah-buahan organik hasil perkebunan lokal adalah pilihan yang terbaik, karena aman dari resiko tercemar pestisida dan juga lebih segar.
Jika hasil perkebunan organik tidak tersedia atau terlalu mahal, maka yang biasa pun tidak mengapa, asalkan Anda mencucinya dengan baik, serta untuk buah-buahan, sebaiknya Anda mengupas kulitnya, untuk mengurangi resiko cemaran pestisida.
Alternatif lain adalah membeli buah atau sayuran yang dibekukan (frozen fruits and vegetables).
Yang Anda Perlukan untuk Memulai
Berikut beberapa hal yang perlu Anda persiapkan sebelum memulai membuat makanan bayi sendiri.
- Air
- Blender
- Wadah es batu
- Plastik bersegel khusus untuk makanan beku (freezer bags)
- Pisau/alat pengupas buah
- Baskom/wadah
- Panci
- Panci kukus
- Oven/microwave (opsional)
Sebagai makanan pertama, buah-buahan sebaiknya dikupas, karena khawatir alat pencernaan bayi belum bisa mencerna seratnya dengan baik.
Buah apa saja sebaiknya dicuci terlebih dulu sebelum dikupas atau dipotong. Jika tidak, khawatir jika ada bakteri pada kulit buah, ketika Anda memotongnya maka bakteri tersebut akan ikut bercampur dengan isi/daging buah yang akan Anda olah.
Bayi usia 6 bulan memakan puree/bubur dan ketika usianya 9 bulan, ia mulai dapat mengkonsumsi finger food – yaitu potongan kecil makanan yang Anda makan.
Cara Mengolah Bahan Makanan
Sayuran dan buah-buahan yang akan diblender menjadi puree sebaiknya direbus/dikukus terlebih dulu.
Semakin lama sayuran berada dalam air, maka semakin banyak nutrisi yang hilang. Sebisa mungkin, tunggu hingga air mendidih sebelum Anda memasukkan sayuran ke dalamnya, atau, yang lebih baik adalah mengukusnya.
Jika Anda merebus sayuran sebelum dilumatkan dengan blender, maka sebaiknya Anda menggunakan air rebusannya untuk diblender, karena ia mengandung nutrisi (vitamin dan mineral) sayuran yang direbusnya.
Puree yang sudah diblender bisa Anda tempatkan pada wadah stainless steel, keramik atau kaca.
Sebagai makanan pertama bayi, sebaiknya konsistensi bubur/puree Anda buat agak encer, karena si kecil selama ini terbiasa meminum ASI. Seiring dengan waktu, Anda bisa membuat konsistensinya semakin kental.
Anda juga ingin membiasakan bayi Anda untuk memakan makanan yang sama dengan yang Anda makan. Selain gula dan garam, bumbu lain pada dasarnya aman untuk dikonsumsi oleh si kecil. Sebagian bayi bahkan menyukai rasa asam dan rasa-rasa kuat lainnya, seperti bawang putih. Kok bisa ya? Ya lah… jika selama ini Anda telah memberikan ASI kepadanya selama 6 bulan, maka bayi Anda sudah terbiasa dengan berbagai rasa makanan yang Anda konsumsi yang dialirkan melalui ASI.
Oleh sebab itu, ketika membuat bubur/puree bayi, jangan takut untuk menambahkan bumbu-bumbu atau bahan makanan seperti paprika, jinten, dan bahkan secara bertahap Anda juga bisa mulai memperkenalkan minyak zaitun kepada si kecil.
Waktunya Makan!
Satu hal yang perlu diingat, setiap kali Anda memperkenalkan bahan makanan baru kepada bayi Anda, cobalah 1 jenis bahan saja selama 3 hari, untuk melihat kemungkinan alergi. Dengan demikian, jika terjadi alergi, dengan mudah Anda bisa mengetahui bahan apa penyebabnya dan bisa memberikan pencegahan.
Seringkali terjadi… sang Bunda dengan semangatnya bermaksud membuat resep baru. Setelah berbelanja bahan, membersihkannya, lalu mengolahnya sesuai dengan petunjuk resep, maka tiba waktunya untuk memberikannya kepada buah hatinya. Namun ketika menyuapkannya kepada bayi, apa yang terjadi? Ternyata si kecil spontan mengernyitkan alisnya, seakan-akan berkata, “Mnyieh! Makanan apaan nih?!”
Kalau ini terjadi, jangan langsung bersedih dan putus asa… Ini merupakan fenomena yang biasa terjadi di seluruh dunia. Anda sebaiknya mencoba untuk memperkenalkan resep bubur baru kepada bayi Anda hingga sebanyak 10 kali, sebelum memutuskan bahwa ia memang tidak menyukai resep tersebut.
Secara bertahap, Anda pun bisa mulai menyertakan kulit sayuran seperti tomat ketika membuat makanan si kecil. Daging ayam yang dicincang pun bisa mulai Anda perkenalkan.
Cara Menyimpan Makanan Bayi
Makanan yang telah Anda buat bisa langsung Anda simpan dalam freezer. Anda bisa menggunakan cetakan es batu atau kantung plastik bersegel untuk menyimpannya.
Jika Anda menggunakan kantung plastik bersegel, pastikan udara dalam kantung Anda keluarkan sebelum menutup rapat plastiknya. Berikan label pada setiap kantung, berisikan informasi resep makanan dan tanggal pembuatannya.
Makanan yang Anda bekukan pada cetakan es batu sebaiknya dipindahkan ke dalam kantung plastik bersegel, setelah ia membeku. Jangan lupa untuk mengeluarkan udaranya sebelum menyegel rapat dan menuliskan keterangan pada kantungnya.
- a) bubur dituangkan ke wadah es batu, dibekukan, lalu dipindahkan ke plastik freezer bag untuk dimasukkan ke dalam freezer lagi - b) bubur langsung dtuangkan ke plastik freezer bag, beri label, masukkan freezer -
Bubur sayuran dan buah yang disimpan dengan cara ini dapat bertahan 6-8 bulan. Sementara bahan berprotein seperti ayam, daging sapi dan ikan dapat bertahan hingga 1-2 bulan.
Ketika ingin menyajikannya, makanan beku tidak perlu Anda panaskan lagi. Anda bisa memindahkannya ke kulkas selama 1 hari sebelum menghidangkannya, atau cukup merendamnya dalam air biasa (biasanya, hanya diperlukan waktu sekitar 5 menit untuk mencairkan kembali makanan beku dengan cara ini). Makanan bayi disajikan pada suhu ruangan normal.
Selamat mencoba!